SATU DALAM KRISTUS
Efesus 2:19-22
(Pdt. Natanael Denny Lumempow, D.Th. – Gembala Sidang,
Biro Pendidikan & Pengajaran MD Jawa Tengah)
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
PENDAHULUAN:
- Persatuan harus diwujudkan karena adanya perbedaan. Jika semua sama, maka tidak dibutuhkan persatuan. Demikian juga dengan kesatuan, dibutuhkan karena perbedaan yang ada dapat saling melengkapi. Jika semua sama termasuk dalam fungsi, maka tidak diperlukan kesatuan
- Persatuan dan kesatuan yang berkualitas khususnya dalam kehidupan orang-orang percaya harus memiliki dasar yang kuat. Layaknya sebuah bangunan yang disatukan oleh pondasi dan besi-besi penyangga sebagai dianalogikan oleh rasul Paulus sebagai bangunan yang rapi tersusun dengan Kristus sebagai Batu Penjuru dan ajaran para rasul serta nabi (Firman Allah) sebagai pondasi
JENIS KESATUAN ORANG-ORANG PERCAYA (DILIHAT DARI PROSES TERBENTUKNYA KESATUAN
- KESATUAN PASIF
Memiliki arti: kesatuan yang dikerjakan oleh pihak lain, dalam hal ini dilakukan oleh Kristus ketika Ia mati di atas kayu salib. Orang-orang percaya tidak melakukan upaya apapun, karena sepenuhnya dikerjakan oleh Yesus Kristus (Ef. 2:13-16).
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Cara kerja penyatuan oleh Kristus adalah:
- Merobohkan tembok pemisah antara Yahudi dan non Yahudi (2:14). Keistimewaan bangsa Yahudi tidak lagi bersifat tunggal, namun menjadi milik semua orang di dalam Kristus. Sebab bukan Torat yang menyelamatkan, melainkan kasih karunia dalaKristus (2:8-9)
- Menggenapi Torat (2:15)
– Hukum Torat beralih menuju Hukum Kristus (Mat. 5-7; 22:37-40)
– Segala persembahan korban dan Keimaman masa Torat adalah lambang dan
nubuat kepada Kristus
– Masa Torat telah berakhir dan berlakulah masa Kasih Karunia Kristus untuk semua
bangsa
- Memberi Identitas Baru (2:15, 19)
– Manusia baru yang telah diperbaharui oleh Firman dan Roh (band. Yoh. 3:3-5).
– Kawan sewarga (warga Kerajaan Sorga) yang tidak berbasis pada satu suku bangsa.
– Anggota keluarga Allah yang memiliki harga serta hak yang sama
- KESATUAN AKTIF (EF.4:25-32)
Memiliki pengertian kesatuan yang diupayakan oleh setiap orang percaya dan dilakukan secara bersama-sama. Beberapa wujud nyata kesatuan pasif adalah sebagai berikut:
- Mewujudkan Kesatuan Melalui Sikap. Yaitu siap menerima orang lain apa adanya, menghargai orang lain sebagai orang yang sudah ditebus oleh darah Yesus yang mahal, serta mengakui bahwa orang lain memiliki bakat, talenta, serta fungsi yang penting dalam Tubuh Kristus. Selain itu, hati yang siap mengampuni/ memaafkan kepada pihak yang merugikan, serta hati yang sabar termasuk dalam sikap yang harus dimiliki oleh siapapun yang akan mengupayakan kesatuan aktif.
- Mewujudkan Kesatuan Melalui Perbuatan. Yaitu membangun persahabatan dengan siapapun, membawa damai dalam setiap perkataan, serta mampu menyelesaikan konflik yang terjadi antar dirinya dengan orang lain maupun konflik yang dialami pihak lain menuju kepada rekonsiliasi. Kesatuan melalui perbuatan nampak dalam komunikasi dan interaksi dengan sesama yang membawa kesejukan dan menghasilkan keakraban. Kesatuan aktif dalam konteks keluarga, organisasi maupun kelompok nampak ketika semua pihak bergandeng tangan mengerjakan pekerjaan-perkerjaan besar ataupun ketika menghadapi masalah besar. Tidak adanya saling menyalahkan ketika menghadapi persoalan, serta tidak adanya perasaan paling berjasa ketika mengalami keberhasilan, merupakan indikator keberhasilan kesatuan aktif.
- Mewujudkan Kesatuan Melalui Aktivitas Rohani Bersama
Sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus, maka aktivitas rohani wajib dilakukan. Firman menasehatkan serta menteladankan adanya aktivitas rohani bersama. Jemaat mula-mula selalu berkumpul untuk beribadah dan mendengarkan Firman, serta melalukan Perjamuan Tuhan dan Perjamuan Kasih. Kesatuan aktif yang demikian dapat memperkuat kerohanian bersama. Dalam koinonia bersama tersebut, dapat saling mendoakan, saling menasihati dan menghibur, serta saling membantu dalam berbagai bentuk.
KEINDAHAN KESATUAN DALAM KRISTUS MENURUT SURAT EFESUS
-
Satu Dalam Kristus Sebagai Ciri Pertumbuhan Rohani (4:15-16)
4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Indikator valid bagi pertumbuhan rohani orang-orang percaya adalah apabila ia menyukai kesatuan, serta senantiasa mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di kalangan orang-orang percaya.
-
Satu Dalam Kristus Menarik Perhatian Dunia (2:21)
4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Efesus adalah pusat kota Romawi di Asia dan kota perdagangan dengan populasi yang padat serta multi etnis. Jemaat Efesus dinasihati oleh Paulus untuk menjadi jemaat yang bersatu meskipun banyak perbedaan, karena mereka menjadi pusat perhatian dunia sekitarnya. Istilah “yang rapi tersusun” menunjukkan tampilan yang indah dan menarik bagi banyak orang. Jemaat mula-mula yang diungkapkan dalam Kisah Para Rasul juga hidup dalam kesatuan yang membuat banyak orang tertarik dan menggabungkan diri (Kis. 2:41-47). Referensi lain mengenai keindahan dari kesatuan dapat kita lihat dari deskripsi Pemazmur dalam Maz. 133:1-3.
Marilah kita berkomitmen untuk melakukan apa yang menjadi bagian kita, yaitu mengupayakan senantiasa terwujudnya kesatuan aktif karena banyak manfaat dan nilai positif di dalamnya. Selain itu, ketika kita mampu mewujudkan kesatuan aktif maka kita menghormati Yesus Kristus yang juga telah mengerjakan kesatuan bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.