KOMUNIKASI YANG NYAMBUNG

KOMUNIKASI YANG NYAMBUNG

KOMUNIKASI YANG NYAMBUNG DALAM KELUARGA DI ERA MODERN

Meminimalisir Konflik Dalam Keluarga Melalui Komunikasi yang Efektif

Pdt. James Alfyn Muaja S.Th

KOMUNIKASI YANG NYAMBUNG

(Biro PWJ MD GPdI Jateng, speaker dan Trainer gerakan pemuridan pria Kristen, gembala sidang GPdI Weleri Kab. Kendal, pembicara diberbagai seminar keluarga, pasutri, dan parenting)

Sejak tahun 2009 kami suami istri mendirikan KEY’S MINISTRIES INDONESIA, disingkat KMI. KEY’S adalah singkatan dari Keluarga Yang Surgawi. KMI menargetkan pemulihan dan terjadinya revival dalam keluarga -. KMI telah melayani berbagai gereja, berbagai denominasi, dan berbagai pasangan suami istri. Dalam gerakan pelayanan ini, kami sering berjumpa dengan suami istri yang mengalami guncangan pernikahan, bahkan mengalami divorce atau kehancuran rumah tangga. Salah satu faktor yang menjadi penyebab utamanya adalah soal komunikasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau komunikasi yang tidak nyambung. Misalnya, manajemen keuangan yang tidak pernah dikomunikasikan, pola asuh anak yang tidak pernah dikomunikasikan dan disepakati bersama, kehidupan seksual suami istri yang tidak menyenangkan karena  mereka juga merasa tabu untuk mengkomunikasikannya.  Atau ketika mereka mencoba berkomunikasi atau membicarakannya, justru hanya menghasilkan adu mulut, pertengkaran, saling merendahlan, saling menyerang, dan saling melukai dengan kata-kata, karena cara berkomunikasi mereka yang buruk, yang tidak nyambung, yang kacau balau.

Beberapa suami istri bahkan memutuskan untuk lebih banyak diam,  malas bicara dengan pasangannya. Karena setiap kali mereka berbicara, ujung-ujungnya pasti adu mulut atau bertengkar. Karena masalah komunikasi yang buruk itu pula, ada pasangan suami istri yang lebih sering membuat keputusan sendiri-sendiri ketika mereka menghadapi masalah. Mereka malas membicarakannya lebih dulu dengan pasangan nikahnya, karena pasti hanya saling ngotot dan sulit sekali mencapai kesepakatan. Akibatnya, masalah menjadi menjadi bertambah besar, bahkan sampai menghancurkan rumah tangga.

Dari Pengalamnan

Dari pengalaman pelayanan itulah kami menjadi terdorong untuk menulis topik tentang bagaimana suami istri bisa membangun KOMUNIKASIH YANG EFEKTIF DAN NYAMBUNG DALAM KELUARGA. Terlebih lagi di tengah modernisasi dunia yang membanjiri dan menerjang keluarga dengan teknologi yang sangat berdampak pada pola komunikasi dalam keluarga itu sendiri. Jadi, dalam tulisan ini kita tidak akan membahas semua ilmu komunikasi sampai sedail-detailnya, tetapi kita hanya akan secara khusus membahas komunikasi dalam keluarga di era modern, antara lain:

Apakah arti komunikasi itu? Seberapa pentingkah komunikasi itu bagi semua aspek kehidupan? Apa indikator atau tandanya bahwa komunikasi telah berjalan dengan baik dalam keluarga kita? Apa akibatnya jika komunikasi tidak berjalan dengan baik dalam setiap aspek kehidupan kehidupan? Bagaimana memelihara komunikasi di dalam keluarga, agar tetap berjalan dengan baik dan benar di tengah arus modernisasi?

Membahas komunikasi dalam keluarga akan menjadi menarik jika kita tahu dan sadar betapa pentingnya komunikasi dalam keluarga.

Sejauh manakah pentingnya komunikasi dalam keluarga?

Bagian 1

PENTINGNYA KOMUNIKASI MENURUT DEFINISI KATA KOMUNIKASI

Arti komunikasi yang mudah dimengerti adalah sebagai berikut:

“Komunikasi adalah proses saling memberi dan menerima informasi, saling memberi ide, gagasan, atau pemikiran, saling menyatakan perasaan dan keinginan, dengan tujuan agar mencapai kesamaan pengertian, kesamaan pemahaman, kesamaan kesimpulan, yang diharapkan bisa menghasilkan respon yang benar, sikap yang bijak dan keputusan yang terbaik”

Definisi tersebut saya ambil dari berbagai penjelasan untuk mendefinisikan apa itu komunikasi, yang saya rakum di bawah ini:

1.    Kata ‘komunikasi’ berasal dari kata Latin  “cum” (kata depan), yang berarti “sama atau bersama-sama dengan”, dan kata “unus”, yang berarti, “satu” atau “menjadi satu”. Jika digabung, maka dua kata ini mengandung arti, BERSAMA-SAMA MENJADI SATU.

2.    Dari dua kata tersebut terbentuk kata, “cummunio”, yang dalam bahasa Inggris menjadi kata “communion”, yang artinya: kebersamaan, bersama-sama, bergaul, berhubungan, bergabung, bersekutu, bersepakat, dan bersatu.”

3.    Untuk bisa mewujudkan communion atau hubungan, atau kebersamaan dan kesatuan tersebut, diperlukan usaha dan kerja keras.  Maka communion itu dibuatkan kata kerjanya, yaitu : “communicare” yang diserap dalam bah. Indonesia menjadi kata, “komunikasi”, yang berarti: “kesamaan makna” mengenai suatu hal.

Jadi, bagaimana orang lain akan memahami kita, pikiran kita, pemahaman kita, perasaan kita, keinginan kita, penilaiannya atas diri kita, pengertiannya atas ungkapan perasaan atau keinginan kita, semua itu bergantung pada keterampilan atau kemampuan kita dalam mengkomunikasikannya dengan baik.

Sering Ngotot-Ngototan

Kita sering ngotot-ngototan, bahkan mungkin sampai merendahkan teman bicara kita, yang ternyata mengalami miskomunikasi. Kita berargumen bahwa apa yang kita maksudkan, apa yang kita inginkan, apa yang kita pikirkan, dan apa yang kita rasakan itu sudah pernah kita sampaikan, sudah pernah kita komunikasikan.  Tetapi mengapa masih miskomunikasi?  Menurut kita, cara kita mengkomunikasikannya sudah sangat baik, bahkan sudah sampai berulang kali. Tetapi jika masih terjadi miskomunikasi atau misunderstanding, berarti komunikasi belum efektif atau belum tersampaikan dengan baik. Penyebabnya bisa beberapa faktor, misalnya:  Karena komunikasinya lebih banyak bersifat satu arah, terburu-buru. Mungkin juga karena komunikan tidak diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi. Bisa juga karena kita tidak mau mendengarkan dan mencermati secara obyektif bentuk respon atau tanggapan dari komunikan.

Dari fakta-fakta tersebut, kita menyadari bahwa komunikasi itu bukan hanya asal ngomong, bukan asal bicara atau bicara asal-asalan, bukan juga mendengar sambil lalu, tetapi sebuah seni yang memang harus dipelajari dengan baik.

Bagian 2

PENTINGNYA KOMUNIKASI DARI PERSPEKTIF ALKITAB

1.   Allah kita adalah Allah yang komunikator

Allah menggunakan berbagai cara ketika ia berkomunikasi dengan manusia. Karena ternyata, satu cara berkomunikasi tidak bisa digunakan untuk semua orang, untuk semua situasi, dan untuk semua zaman.

Ibrani 1:1-2 (TB)  Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Jadi,  demi tersampaikannya dengan baik maksud yang ada dalam pikiran dan hati-Nya, Allah secara arif memilih dan menggunakan berbagai cara ketika Ia bermaksud mengkomunikasikan pikiran atau rencana-Nya kepada manusia. Seharusnya kita meneladani pola komunikasi Allah kita.

Komunikator Yang Baik

Komunikator yang baik akan menyampaikan informasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan kepada siapa ia berkomunikasi, situasi dimana ia akan menyampaikan sebuab informasi, bahkan zaman dimana ia akan mengkomunikasikannya. Oleh sebab itu, kita harus belajar seni komunikasi.  Karena ternyata, komunikasi bukan hanya kemampuan untuk berbicara dengan baik, tetapi juga kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, sampai kita bisa menangkap dan mengerti apa yang dimaksudkan oleh orang yang dengannya kita sedang membangun komunikasi.

2.    Allah kita juga memakai cara musyawarah sebagai salah satu jalur komunikasi.

Yeremia 23:18 (TB)  Sebab siapakah yang hadir dalam dewan musyawarah TUHAN, sehingga ia memperhatikan dan mendengar firman-Nya? Siapakah yang memperhatikan firman-Nya dan mendengarnya?

Jika Allah sendiri suka bermusyawarah sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi. Seharusnya kita manusia meneladani Tuhan dalam kita membangun pola komunikasi yang baik dalam keluarga kita.

Jangan suka memutuskan sendiri suatu masalah secara sepihak, tanpa memusyawarahkan, tanpa mendiskusikan, tanpa mau mendengar, tanpa mau peduli apa yang dirasakan oleh pasangan nikah kita dan oleh anak-anak kita.

3.   Alkitab mengajar kemampuan mendengarkan dengan baik sebagai faktor penting dalam berkomunikasi.

Yakobus 1:19 (TB)  Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;

Amsal 18:13 (TB) Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.

Seni komunikasi bukan hanya terletak pada kemampuan berbicara dengan baik, tetapi juga pada kemampuan untuk mendengarkan dengan baik.

Bagian 3

PENTINGNYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DILIHAT DARI PENYEBAB UTAMA BERBAGAI KASUS PERCERAIAN YAKNI KOMUNIKASI YANG BURUK

Ada banyak penyebab disharmonis dan perceraian. Tetapi dalam penelitian, ternyata penyebab utama perceraian dan disharmoni pernikahan bukan soal seks, bukan soal ekonomi, bukan soal lain hal, tetapi soal buruknya komunikasi. Itulah faktor nomor satu yang menyebabkan konflik dan perceraian serta kehancuran rumah tangga.

Jadi, jika komunikasi di dalam banyak keluarga tidak berjalan dengan baik, maka kita akan melihat begitu banyak keluarga yang mengalami guncangan, kekacauan, bahkan kehancuran karena komunikasi yang tidak terbangun dengan baik.

Data BADILAG (Badan Peradilan Agama) Mahkamah Agung RI tahun 2010 tentang pasangan nikah yang bercerai di Indonesia antara tahun 2005 -2010, adalah sebagai berikut.

  • 1.    Rata-rata, dari setiap 10 pasangan yang menikah berakhir dalam perceraian di pengadilan.
  • 2.    Dari dua juta pasangan yang menikah di tahun 2010, ada 185.184 pasangan yang berakhir dalam perceraian.
  • 3.    Angka perceraian di Indonesia tertinggi di Asia Pasifik
  • 4.    70% kasus perceraian terjadi karena digugat istri.

Data ini hanya data perceraian, belum termasuk suami istri yang walaupun masih tinggal bersama, tetapi sesunggunhnya sedang mengalami disharmonis pernikahan, sudah bercerai secara emosional, penuh dengan KDRT, dan mengalami suasana neraka dalam pernikahan neraka, yang penyebab utamanya juga adalah karena komunikasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *